ntbkita.com — Seleksi Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) Polri di Polda NTB telah mencapai babak akhir. Dari total 220 pendaftar awal, hanya 27 peserta yang berhasil melaju ke tahap terakhir. Ketatnya proses ini mencerminkan komitmen Polri untuk merekrut individu terbaik dengan keahlian di bidang pertanian, peternakan, perikanan, gizi, dan kesehatan masyarakat, guna mendukung program ketahanan pangan nasional.
Menurut Sekretaris Panitia Daerah Penerimaan Bakomsus Polri Polda NTB, AKBP Henry Novika Chandra, S.I.K., M.H., setiap tahapan seleksi dirancang untuk menguji kemampuan peserta secara menyeluruh.
“Dari awal kami sudah memfilter peserta melalui pemeriksaan administrasi, tes akademik, keterampilan, kesehatan, tes psikologi, hingga wawancara. Proses ini dilakukan secara ketat untuk memastikan hanya mereka yang benar-benar memenuhi standar yang lolos,” ungkapnya, Senin (9/12/2024).
Seleksi ini melibatkan instansi eksternal seperti Dinas Pendidikan dan Disdukcapil untuk memverifikasi data peserta. Prinsip Bersih, Transparan, dan Akuntabel (BETAH) menjadi landasan utama dalam pelaksanaan seleksi ini.
Ketua Tim Pemeriksaan Administrasi, AKBP Aulia Nurliza Wijaya, juga menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk praktik kecurangan.
“Kami menggunakan teknologi coding dan face matching agar panitia tidak mengetahui identitas peserta. Selain itu, pakta integritas ditegaskan kepada peserta dan orang tua untuk mencegah upaya kecurangan,” jelasnya.
Salah satu peserta mengungkapkan tantangan besar yang dihadapinya, termasuk memenuhi dokumen administrasi tepat waktu. Hal ini menunjukkan dedikasi dan komitmen tinggi dari para calon Bakomsus Polri.
Program Bakomsus Polri ini tidak hanya menjadi peluang karier di Polri, tetapi juga sarana bagi para peserta untuk memanfaatkan keahlian mereka dalam mendukung pembangunan daerah.
“NTB memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perikanan, sehingga sangat membutuhkan individu dengan keahlian khusus. Dari 27 peserta yang tersisa, kami yakin mereka dapat membawa manfaat nyata bagi masyarakat dan mendukung program ketahanan pangan nasional,” ujar AKBP Henry Novika Chandra.
Dukungan juga datang dari dunia pendidikan. Purni Susanto, S.Pd., M.Pd., Koordinator Kurikulum Bidang Pembinaan SMA, menyoroti keselarasan program ini dengan pendidikan berbasis keterampilan.
“Banyak peserta berasal dari SMK atau program pendidikan berbasis keterampilan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan yang membekali siswa dengan keahlian praktis memberikan peluang lebih besar untuk sukses di dunia kerja,” katanya.
Kini, 27 peserta yang tersisa tengah menanti hasil akhir setelah proses supervisi dari Mabes Polri. Harapan besar menyelimuti mereka untuk diterima sebagai anggota Polri dan berkontribusi dalam pembangunan daerah serta nasional. (ami)